Thursday, June 20, 2013

Kebijakan Moneter

Kebijakan Moneter

         Kebijakan moneter adalah proses mengatur persediaan uang sebuah negara untuk mencapai tujuan tertentu; seperti menahan inflasi, mencapai pekerja penuh atau lebih sejahtera. Kebijakan moneter dapat melibatkan mengeset standar bunga pinjaman, "margin requirement", kapitalisasi untuk bank atau bahkan bertindak sebagai peminjam usaha terakhir atau melalui persetujuan melalui negosiasi dengan pemerintah lain.
Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional yang seimbang. Apabila kestabilan dalam kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan moneter dapat dipakai untuk memulihkan (tindakan stabilisasi). Pengaruh kebijakan moneter pertama kali akan dirasakan oleh sektor perbankan, yang kemudian ditransfer pada sektor riil.
Kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan kestabilan harga. Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Sentral atau Otoritas Moneter berusaha mengatur keseimbangan antara persediaan uang dengan persediaan barang agar inflasi dapat terkendali, tercapai kesempatan kerja penuh dan kelancaran dalam pasokan/distribusi barang. Kebijakan moneter dilakukan antara lain dengan salah satu namun tidak terbatas pada instrumen sebagai berikut yaitu suku bunga, giro wajib minimum, intervensi dipasar valuta asing dan sebagai tempat terakhir bagi bank-bank untuk meminjam uang apabila mengalami kesulitan likuiditas.

         Kebijakan penuh untuk mempengaruhi jumlah uang beredar, jenis-jenis Kebijakan Moneter.
Pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat diatur dengan cara menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:
Kebijakan moneter ekspansif (Monetary expansive policy)
Adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini dilakukan untuk mengatasi pengangguran dan meningkatkan daya beli masyarakat (permintaan masyarakat) pada saat perekonomian mengalami resesi atau depresi. Kebijakan ini disebut juga kebijakan moneter longgar (easy money policy)
Kebijakan Moneter Kontraktif (Monetary contractive policy)
Adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini dilakukan pada saat perekonomian mengalami inflasi. Disebut juga dengan kebijakan uang ketat (tight money policy).

Menaikkan bunga bank, sehingga peredaran jumlah uang bredar berkurang.
1. Politik Diskonto (discount policy)
Adalah politik Bank Sentral untuk memengaruhi peredaran uang dengan jalan menaikkan dan menurunkan tingkat bunga. Dengan menaikkan tingkat bunga di harapkan jumlah uang yang beredar di masyarakat akan berkurang karena orang akan lebih banyak menyimpan uangnya di bank dari pada menjalankan investasi.

Operasi pasar terbuka, jual beli surat obligasi, maka jumlah uang beredar berkurang.
2. Politik Pasar Terbuka (open market policy)
Dijalankan dengan membeli dan menjual surat-surat berharga seperti obligasi Negara kepada masyarakat. Dengan menjual surat-surat berharga di harapkan uang akan tersedot dari masyarakat. Jadi, dengan politik seperti ini, maka jumlah uang yang beredar di masyarakt dikurangi dan sebagai gantinya bertambah obligasi Negara atau surat-surat berharga lainnya di tangan masyarakat. Berkurangnya jumlah uang di masyarakat menyebabkan permintaan terhadap barang akan berkurang dan barang-barang di pasar hanya dapat di jual seluruhnya apabila harga diturunkan dan dengan telah terealisirnya hal ini, inflasi telah dikurangi tekanannya.

 3. Politik Persediaan Kas (cash ratio policy)
Adalah politik Bank Sentral untuk memengaruhi peredaran uang dengan jalan naik menaikkan dan menurunkannya persentase persediaan kas, diharapkan jumlah kredit akan berkurang.
RR : cadangan wajib bank umum di bank sentral. Jika RR meningkat maka jumlah uang beredar berkurang.
Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio)
Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada pemerintah. Untuk menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. Untuk menurunkan jumlah uang beredar, pemerintah menaikkan rasio.


Friday, June 7, 2013

Cara mempercepat kinerja komputer dengan mudah dan simpel

           Terkadang komputer yang kita pakai suka lemot dan bikin kesal, saya akan berbagi informasi tentang cara mempercepat kinerja komputer dengan mudah dan simpel.

1. hapus prefetch
Dengan cara klik start, pilih my computer lalu masuk ke data C, pilih folder windows, setelah itu pilih prefetch, lalu hapus semua yang ada didalam prefetch secara permanen dengan cara tekan shift + delete.

2. membuat virtual memori
klik start lalu klik kanan pada my computer, pilih properties, setelah itu pilih advanced system settings , klik settings pada bagian performance, setalah masuk pilih advanced lalu klik change, pilih data D untuk tempat penyimpanannya, hapus tanda centang pada automatically manage paging file size for all drivers, pada custom size bagian initial size isikan 1024 dan di bagian maximum size 1100, jika sudah klik set dan OK.

3. merubah tampilan windows
langkah nya hampir sama dengan cara membuat virtual memory, klik start- klik kanan pada my computer - pilih properties - pilih advanced system settings - pilih settings pada bagian performance - lalu pilih adjust for best performace - klik Ok.

4. RAM
Ram sangat berpengaruh pada kinerja komputer itu sendiri, jika kita membuka banyak aplikasi di komputer dengan ram yang kecil, maka akan menjadi lemot.

mungkin cukup sekian yang bisa saya sampaikan, kurang lebihnya mohon maaf jika ada kekurangan. karna manusia tidak ada yang sempurna :-D.

Thursday, June 6, 2013

Flag Football

Flag Football


Olahraga flag football di Indonesia sudah mulai ramai dimainkan, ini sekilas info tentang flag football.





Spesifikasi lapangan :

Field Size : 80×50 yd (72.8×45.5 mtr) / 1yd = 91 cm.IFFA tournament : 8 on 8 semi contact.

1 st down zone : Every 15 yd, marked by 20-40-20

End Zone : 10 yd, marked by ‘G’ (goal Line)

1pt. conversion : @ 2,5 yd to ‘G’ (goal Line)

2pt. conversion : @ 10 yd to ‘G’ (goal Line)


catatan :

untuk 1st down marking yang digunakan seperti gambar di atas (20-40-20) tidak menunjukan angka jarak yang sesungguhnya, marking tersebut hanya sebagai tanda saja, jadi jarak 20 ke 40 bukan berarti 20 yd melainkan hanya 15 yd. Begitu juga dengan penalty, penambahan dan pengurangan ‘yardage’ dapat di perkirakan dengan garis garis potongan karpet tersebut, 15 yd = 3 karpet, 10 yd = 2 karpet, 5 yd = 1 karpet.


Peraturan :
  • Permainan dimulai setelah bola kickoff tertangka tertangkap oleh team lawan. Apabila bola kickoff ; Drop, Touchback, out of bounds, maka waktu di mulai setelah wasit meletakan bola di LOS dan menyatakan game siap dimulai. (waktu dimulai berbarengan dengan dimulainya huddle clock). Pada 2 menit terakhir dengan waktu bersih maka waktu akan di mulai setelah snap.
  • Waktu pertandingan 2 x 20 menit
  • Huddle clock : 30 second.
  • ‘Waktu kotor (Running Time)’ digunakan pada 18 menit pertama tiap half dan hanya berhenti oleh timeout (baik dari official maupun atas permintaan tim) dan tercetaknya angka (Touchdown).
  • Extra Point Convertion / PAT (point after touchdown) tidak menggunakan waktu. (waktu mati).
  • ‘Waktu bersih’ digunakan pada 2 menit terakhir setiap babak (two minutes warning) dan waktu akan berhenti pada :
    1. time outs.
    2. incomplete pass.
    3. out of bounds.
    4. change of possession.
    5. tercetaknya angka (Touchdown).
  • TEAM TIMEOUT: boleh diminta oleh semua pemain yang terlibat dalam play sebelumnya dan berada dalam lapangan. Timeout tim berlangsung selama 60 detik. Setiap tim dapat melakukan 2 kali time out setiap half.
  • REFEREE TIMEOUT : berlangsung selama yang diperlukan dan tidak terbatas jumlahnya
  • Setelah time out, waktu akan berjalan kembali pada snap.
  • Team captain atau quarterback boleh menanyakan waktu yang tersisa pada official pada saat dead ball dan official diharapkan dapat memberitahukan waktu dengan tepat.
  • HALF BREAK : Pada akhir half pertama, diberikan istirahat selama 5 menit. Selama waktu istirahat, pemain boleh meninggalkan tempat pertandingan. Setelah 3 menit, official akan meniup peluit sebagai tanda peringatan di lapangan pertandingan. Tim harus telah kembali ke lapangan pada waktu istirahat berakhir atau pertandingan dinyatakan berakhir dengan walk-out dengan kemenangan 17 poin dari tim yang melakukan walk out.
  • OVERTIME : terjadi apabila setelah second half berakhir skor kedua tim sama, Peraturan mengenai overtime akan diatur kemudian.
  • Shortened Period: Sebelum pertandingan dimulai, waktu pertandingan dapat dikurangi dengan persetujuan kedua tim dan official. Waktu pertandingan dapat dikurangi official di tengah pertandingan (misalnya: saat terjadi hujan deras/petir/kondisi membahayakan lain) tanpa persetujuan kedua tim.
  • Extended Period: Half dapat diperpanjang 1 down (tanpa waktu berjalan) apabila muncul kondisi-kondisi sebagai berikut:
    1. Terjadi foul pada play terakhir dan penalti diaccept.
    2. Terjadi double foul.
    3. Terjadi replay down.
    4. Terjadi touchdown dan apabila extra poin dimainkan dapat mempengaruhi hasil akhir pertandingan.


Pendapatan Nasional


Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi dalam satu periode,biasanya selama satu tahun.

Sejarah
        Konsep pendapatan nasional pertama kali dicetuskan oleh Sir William Petty dari Inggris yang berusaha menaksir pendapatan nasional negaranya(Inggris) pada tahun 1665. Dalam perhitungannya, ia menggunakan anggapan bahwa pendapatan nasional merupakan penjumlahan biaya hidup (konsumsi) selama setahun. Namun, pendapat tersebut tidak disepakati oleh para ahli ekonomi modern, sebab menurut pandangan ilmu ekonomi modern, konsumsi bukanlah satu-satunya unsur dalam perhitungan pendapatan nasional. Menurut mereka, alat utama sebagai pengukur kegiatan perekonomian adalah Produk Nasional Bruto (Gross National Product, GNP), yaitu seluruh jumlah barang dan jasa yang dihasilkan tiap tahun oleh negara yang bersangkutan diukur menurut harga pasar pada suatu negara.

Konsep
Berikut adalah beberapa konsep pendapatan nasional
Produk Domestik Bruto (GDP)
        Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun. Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto/kotor. 

Pendapatan nasional merupakan salah satu ukuran pertumbuhan ekonomi suatu negara
Produk Nasional Bruto (GNP)
        Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun; termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut.

Pendapatan Nasional Neto (NNI)
       Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) adalah pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak langsung. Yang dimaksud pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti pajak penjualan, pajak hadiah, dll.

Pendapatan Perseorangan (PI)
      Pendapatan perseorangan (Personal Income)adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun. Pendapatan perseorangan juga menghitung pembayaran transfer (transfer payment). Transfer payment adalah penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas jasa produksi tahun ini, melainkan diambil dari sebagian pendapatan nasional tahun lalu, contoh pembayaran dana pensiunan, tunjangan sosial bagi para pengangguran, bekas pejuang, bunga utang pemerintah, dan sebagainya. Untuk mendapatkan jumlah pendapatan perseorangan, NNI harus dikurangi dengan pajak laba perusahaan (pajak yang dibayar setiap badan usaha kepada pemerintah), laba yang tidak dibagi (sejumlah laba yang tetap ditahan di dalam perusahaan untuk beberapa tujuan tertentu misalnya keperluan perluasan perusahaan), dan iuran pensiun (iuran yang dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja dan setiap perusahaan dengan maksud untuk dibayarkan kembali setelah tenaga kerja tersebut tidak lagi bekerja).

Pendapatan yang siap dibelanjakan (DI)
        Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi. Disposable income ini diperoleh dari personal income (PI) dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct tax) adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya harus langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak pendapatan.

Manfaat
       Selain bertujuan untuk mengukur tingkat kemakmuran suatu negara dan untuk mendapatkan data-data terperinci mengenai seluruh barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara selama satu periode, perhitungan pendapatan nasional juga memiliki manfaat-manfaat lain, diantaranya untuk mengetahui dan menelaah struktur perekonomian nasional. Data pendapatan nasional dapat digunakan untuk menggolongkan suatu negara menjadi negara industri, pertanian, atau negara jasa. Contohnya, berdasarkan pehitungan pendapatan nasional dapat diketahui bahwa Indonesia termasuk negara pertanian atau agraris, Jepang merupakan negara industri, Singapura termasuk negara yang unggul di sektor jasa, dan sebagainya.
Disamping itu, data pendapatan nasional juga dapat digunakan untuk menentukan besarnya kontribusi berbagai sektor perekomian terhadap pendapatan nasional, misalnya sektor pertanian, pertambangan, industri, perdaganan, jasa, dan sebagainya. Data tersebut juga digunakan untuk membandingkan kemajuan perekonomian dari waktu ke waktu, membandingkan perekonomian antarnegara atau antardaerah, dan sebagai landasan perumusan kebijakan pemerintah.
  
A.    Pendekatan Produksi
            PDB = P1Q1 + P2Q2 + P3Q3 +……PnQn

              Dimana          n = 1, 2, 3,……….
                                    n = Jenis barang dan jasa akhir yang  diproduksi di negara tersebut.
Penghitungan PN dengan pendekatan produksi juga bisa dilakukan dengan cara pendekatan nilai tambah (value added)

Pendekatan Nilai Tambah
Nilai tambah adalah selisih antara nilai output dan nilai input dalam suatu proses produksi.

Contoh : Proses produksi pakaian jadi
            - Kapas            = Rp. 10.000
            - Benang          = Rp. 20.000
            - Kain = Rp. 50.000
            - Pakaian Jadi = Rp. 90.000

Berapakah total nilai tambahnya?
Kapas   → Benang →  Kain      → Pakaian Jadi
10.000 → 10.000   →  30.000 →  40.000
Total nilai tambah       = 10.000 +10.000+30.000+40.000 = 90.000
                                               

B.     Pendekatan Pendapatan
               Y = w + i + r + p
             NI = w + i + r + p

Y         = Pendapatan nasional                        i           = bunga (interest)
NI        = Pendapatan nasional                        r           = sewa (rent)
w         = upah (wages)                                    p          = keuntungan (profit)

 Pendekatan Pendapatan dapat dihitung dengan cara menjumlahkan seluruh pendapatan sewa (Rent), upah (Wage),  bunga (Interest) dan laba (Profit) yang diterima rumah tangga konsumsi dalam suatu negara selama satu periode tertentu sebagai imbalan atas faktor-faktor produksi yang diberikan kepada perusahaan.
Rumus : Y = R + W + I + P

Contoh :
Pendapatan yang diperoleh masyarakat dalam suatu perekonomian sebagai berikut:
Upah dan gaji Rp 15.000.000,-
Sewa tanah Rp 9.250.000,-
Konsumsi Rp 18.000.000,-
Pengeluaran pemerintah Rp 14.000.000,-
Bunga Modal Rp 3.500.000,-
Keuntungan Rp 12.000.000,-
Investasi Rp 4.500.000,-
Ekspor Rp 12.500.000,-
Impor Rp 7.250.000,-

Tentukan pendapatan nasional pendekatan pendapatan!
Jawab :
Rumus pendapatan nasional dengan pendekatan pendapatan :
Y= R + W + I + P
Y = 9.250.000 + 15.000.000 + 3.500.000 + 12.000.000
Y = 39.750.000

Keterangan :
Y = Pendapatan Nasional
R = Sewa
W = Upah
I = Bunga
P = Laba/Untung

Jadi, perkiraan nilai pendapatan nasional dengan menggunakan pendekatan pendapatan adalah Rp. 39.750.000,-


C.    Pendekatan Pengeluaran
Y = C + G + I + (X-M)
GNP = C + G + I + (X-M)

Tabungan (S) = Investasi  (I)
Jadi menghitung pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran bisa juga dengan rumus :
GNP = C + G + S + (X-M)

 Y         = Pendapatan Nasional                       I           = Investasi     
GNP    = Produk nasional bruto                      X         = Ekspor
C         = Konsumsi                                         M         = Impor
G         = Pengeluaran pemerintah                   S          = Saving (tabungan)

Pendekatan Pengeluaran dapat dihitung dengan cara, menghitung jumlah seluruh pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara selama satu periode tertentu.
Perhitungan dengan pendekatan ini dilakukan dengan menghitung pengeluaran yang dilakukan oleh empat pelaku kegiatan ekonomi negara, yaitu: Rumah tangga (Consumption), pemerintah (Government), pengeluaran investasi (Investment) dan selisih antara nilai ekspor dikurangi impor (X-M).
Rumus : Y = C + I + G + (X – M)

Contoh :
Suatu negara mempunyai pendapatan nasional sebagai berikut:
Konsumsi masyarakat Rp. 80.000.000
pendapatan laba usaha Rp. 40.000.000
pengeluaran negara Rp. 250.000.000
pendapatan sewa Rp. 25.000.000
Pengeluaran Investasi Rp. 75.000.000
Ekspor Rp. 50.000.000
Impor Rp. 35.000.000

dari data diatas hitunglah pendapatan nasional dengan menggunakan pendekatan pengeluaran ...
Jawab:
Rumus pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran :
Y = C + I + G + (X - M)
Y = 80.000.000 + 75.000.000 + 250.000.000 + (50.000.000 - 35.000.000)
Y = 405.000.000 + 15.000.000
Y = 420.000.000

Keterangan :
Y = Pendapatan Nasional
C = Pengeluaran konsumsi  Rumah Tangga Konsumen (RTK)
I  = Pengeluaran Investasi Rumah Tangga Produsen (RTP)
G = Pengeluaran pemerintah dari Rumah Tangga Pemerintah (RTG)
X = Ekspor
M = Impor

Jadi, jumlah pendapatan nasional dengan menggunakan pendekatan pengeluaran adalah Rp. 420.000.000,-


Sumber:
  • wikipedia
  • http://rumushitung.com/2012/12/16/rumus-pendapatan-nasional/
  • http://indriekayasami.blogspot.com/2013/03/contoh-soal-pendapatan-nasional-gnp-dan.html
  • http://retnoyuliyanti.wordpress.com/2012/04/01/makalah-perhitungan-pendapatan-nasional-4/
  • http://kentanggaul.blogspot.com/



Followers

Powered by Blogger.

Labels